Terimakasih buat seseorang yang sudah merelakan waktunya untuk '"menunggu" saya. Jujur ini diluar ekspetasi saya dan mungkin beberapa orang karena kamu masih bisa bertahan di waktu yang cukup lama dan saya sendiri merasa keterlaluan atas waktu tadi.
Terimakasih untuk tidak menuntut saya lebih. Terimakasih sudah cukup bersabar dengan segala ego, gengsi, acuh, dan keras kepala saya.
Ini baru dimulai.
Sangat mungkin saya masih membutuhkan segala kesabaranmu, bahkan bisa jadi kesabaran yang lebih lagi.
Mari berproses :))
Rabu, 28 Desember 2011
I know what does his feels 'cause I ever felt the same thing before and I passed it. I hope he will. I ever lived under someone's shadow. I couldn't free from my memories. I'd tried so hard, bleed, fell down thousand times. I know he is trying, but he has to fight more, and, or he needs someone to hold and helps him stands. Good luck :)
Selasa, 27 Desember 2011
Analogi Mantan
Inget mantan itu sama kayak makan permen tapi nyangkut di gigi. Manis tapi nggak guna, malah kalau nggak segera dibersihin bisa bikin sakit gigi :)
Sabtu, 17 Desember 2011
Natal Tanpa Libur dan Keluarga itu... BERSYUKUR
Baru kali ini aku mengenyam pendidikan di sekolah negeri. Yup, Universitas Gadjah Mada. Dulu aku suka ngiri liat teman-teman negeri yang (terlihat) banyak libur. Sekarang aku justru merindukan libur di sekolah swasta karena walaupun tidak sebanyak di negeri tapi hari liburnya sesuai dengan KEBUTUHAN.
Natal contohnya.
Dulu natal adalah saat paling membahagiakan karena MUDIK, ketemu dan kumpul-kumpul bersama keluarga besar, gereja malam natal sama sepupu, makan-makan, kembang api, cerita ini itu. EUFORIA natal bahkan sudah terasa satu bulan sebelumnya. Doa bersama saat masa advent, pengakuan dosa, sibuk mikir pakai baju apa waktu ke gereja, sibuk mikir rencana natal disambung tahun baru, sibuk persiapan ujian akhir semester.
Saat menginjak SMA dan merantau, persiapan menyambut natal lebih heboh lagi karena harus hunting TIKET mudik sejak sebulan sebelumnya biar masih kebagian tiket murah :p Jalan unit, dan bersih-bersih kamar sebelum ditinggal kurang lebih 10 hari.
Nah sekarang? Tanggal 25 jatuh pas hari MINGGU :(
Artinya: nggak ada libur. SEDIH banget nggak sih? Kuliah tetap full dari senin-jumat, bahkan sabtu pagi tanggal 24 MASIH ada kuliah pengganti. Astagaaaaa. NGENES. Memang sih senin tanggal 26 libur, tapi itu karena hari cuti bersama nasional.
Masa advent yang biasanya kental terasa sekarang sama sekali nggak berasa. Kalau bukan karena (masih) rajin ke gereja tiap minggu mungkin aku nggak ngeh kalau sudah masuk masa advent kali yaaaa.. Tugas dan urusan kuliah lagi padat sepadat padatnya sampai telat mau pengakuan dosa *maaf ya Tuhan :(* Nggak ada lagi ribut sendiri, mutar otak gimana caranyan memanfaatkan gaji untuk keperluan yang mendadak bengkak karena beli tiket, titipan oleh-oleh, pengeluaran camilan gara-gara UAS, dll.
Eiiits, nggak cuma itu. Setelah tahun baru aku langsung dihajar UAS.
Sekarang cuma nyesek sendiri kalau masuk mall ato tempat umum manapun sudah mulai merah-merah dihiasi ornamen natal, liat pohon natal dengan lampu terangnya kelap-kelip yang bikin adem keinget rumah. Mangkel, iri liat timeline twitter yang isinya rencana liburan natal teman-teman yang punya kesempatan untuk mudik dan ngumpul sama keluarga buat natalan bareng.
Tapi seenggaknya rumah sama Jogja nggak jauh-jauh amat dan ada tradisi merayakan natal di tempat kakek yang jaraknya cuma dua jam dari Jogja. Walau cuma 1-2 hari tapi yang penting masih bisa merayakan natal (kilat) bersama keluarga besar.
Tuh, masih ada yang bisa disyukuri kan :)
*sugesti diri*
Natal contohnya.
Dulu natal adalah saat paling membahagiakan karena MUDIK, ketemu dan kumpul-kumpul bersama keluarga besar, gereja malam natal sama sepupu, makan-makan, kembang api, cerita ini itu. EUFORIA natal bahkan sudah terasa satu bulan sebelumnya. Doa bersama saat masa advent, pengakuan dosa, sibuk mikir pakai baju apa waktu ke gereja, sibuk mikir rencana natal disambung tahun baru, sibuk persiapan ujian akhir semester.
Saat menginjak SMA dan merantau, persiapan menyambut natal lebih heboh lagi karena harus hunting TIKET mudik sejak sebulan sebelumnya biar masih kebagian tiket murah :p Jalan unit, dan bersih-bersih kamar sebelum ditinggal kurang lebih 10 hari.
Nah sekarang? Tanggal 25 jatuh pas hari MINGGU :(
Artinya: nggak ada libur. SEDIH banget nggak sih? Kuliah tetap full dari senin-jumat, bahkan sabtu pagi tanggal 24 MASIH ada kuliah pengganti. Astagaaaaa. NGENES. Memang sih senin tanggal 26 libur, tapi itu karena hari cuti bersama nasional.
Masa advent yang biasanya kental terasa sekarang sama sekali nggak berasa. Kalau bukan karena (masih) rajin ke gereja tiap minggu mungkin aku nggak ngeh kalau sudah masuk masa advent kali yaaaa.. Tugas dan urusan kuliah lagi padat sepadat padatnya sampai telat mau pengakuan dosa *maaf ya Tuhan :(* Nggak ada lagi ribut sendiri, mutar otak gimana caranyan memanfaatkan gaji untuk keperluan yang mendadak bengkak karena beli tiket, titipan oleh-oleh, pengeluaran camilan gara-gara UAS, dll.
Eiiits, nggak cuma itu. Setelah tahun baru aku langsung dihajar UAS.
Sekarang cuma nyesek sendiri kalau masuk mall ato tempat umum manapun sudah mulai merah-merah dihiasi ornamen natal, liat pohon natal dengan lampu terangnya kelap-kelip yang bikin adem keinget rumah. Mangkel, iri liat timeline twitter yang isinya rencana liburan natal teman-teman yang punya kesempatan untuk mudik dan ngumpul sama keluarga buat natalan bareng.
Tapi seenggaknya rumah sama Jogja nggak jauh-jauh amat dan ada tradisi merayakan natal di tempat kakek yang jaraknya cuma dua jam dari Jogja. Walau cuma 1-2 hari tapi yang penting masih bisa merayakan natal (kilat) bersama keluarga besar.
Tuh, masih ada yang bisa disyukuri kan :)
*sugesti diri*
Selasa, 29 November 2011
Jealousies or ?
Hell yeah!
For the first time I'm a girl who careless about what people say about me, won't get confuse or panic about what people feel because of me - getting mad about the world around me.
I don't know her exactly, but I can feel that she is funny, loving, charming, and nice person.
Seems like I'm walking behind your shadow to reach what I really want.
For the first time I'm a girl who careless about what people say about me, won't get confuse or panic about what people feel because of me - getting mad about the world around me.
I don't know her exactly, but I can feel that she is funny, loving, charming, and nice person.
Seems like I'm walking behind your shadow to reach what I really want.
Senin, 14 November 2011
Crazy Little Thing Called Love (?)
Actually I don’t know what it calls, but all I know that I feel so comfort when we’re close. I really enjoyed everytime we spent.
Is it love?
I’ve no idea.
It seems like something on your heart but really hard for your brain to tell what happen and giving a definition about it.
Sounds weird, huh?
But it is true.
Minggu, 30 Oktober 2011
Satnight - Sadnight
Memang aku nggak cerita, tapi aku nggak bohong. Bukan memang niatnya aku nggak mau cerita, tapi aku bingung mau cerita apa. Semua berjalan tanpa ada apapun setidaknya sampai tulisan ini ada.
Selasa, 23 Agustus 2011
Playlist
Belakangan ini playlist saya entah di laptop maupun handphone berkisar antara lagu-lagu yang berbau “kasih tak sampai” maupun secret admirer. Kenapa? Nah, saya juga bingung kenapa. Mungkin situasi dan suasana sekitar yang membuat saya terhanyut dalam lagu-lagu tadi.
Berikut ini beberapa lagi di playlist saya dan sedikit penggalan liriknya:
I know I don’t know you
But I want you so bad
Everyone has a secret
But can they keep it
Oh no they can’t
Secret – Maroon 5
Cuma itu yang ku berikan
Cuma itu yang ku bisa persembahkan
Karena aku ada yang punya
Tapi separuh hati ini untukmu
My Facebook – Gigi
Mungkin kau takkan pernah tahu
Betapa mudahnya kau untuk dikagumi
Mungkin kau takkan pernah sadar
Betapa mudahnya kau untuk dicintai
Pemuja Rahasia – Sheila on 7
Hapuslah cinta antara kita berdua
Karena kau sudah ada yg punya
Biarlah diriku memendam rasa ini
Jauh di lubuk hatiku
Biarlah (Hapuslah Cinta) – Soulvibe
Every lil’ thing you do, it feels so good
It doesn't even have to be understood
You may think I’m crazy when I look at you
I aint even can keep my cool
Lil’ Thing – Maliq N D’Essentials
Rabu, 27 Juli 2011
Kejutan!
Diantara sekian banyak orang mungkin saya termasuk sebagian yang tidak begitu menyukai kejutan. Ada beberapa hal yang tidak membutuhkan alasan, seperti suka-tidak suka, nyaman-tidak nyaman. Dalam hal ini sebernarnya saya juga tidak punya alasan spesifik kenapa saya tidak menyukai kejutan.
Saya tidak menyukai apapun yang tidak dapat saya kendalikan, dan kejutan jelas-jelas ada diluar kendali saya.
Hanya itu :)
Saya tidak menyukai apapun yang tidak dapat saya kendalikan, dan kejutan jelas-jelas ada diluar kendali saya.
Hanya itu :)
Senin, 11 Juli 2011
Tentang "Move On"
Belakangan kata-kata move on sering sekali beredar di telinga maupun trucap dari mulut saya. Maklum, sedang banyak pemuda (yang menurut istilah populer belakangan) galau di sekitar saya. Rasanya hampir tiap hari saya mendengar dan tidak jarang pula saya berujar, "ayo dong, semangat! Movin' on yuk! Kamu pasti bisa kok" atau kata-kata lain yang merujuk pada tujuan dan kepentingan yang sama.
Menurut pengamatan (dan pengalaman) saya, yang paling penting saat kamu berikrar untuk move on adalah keteguhan hati. Anggaplah move on adalah cita-citamu, nah, keteguhan hatilah yang membawa kamu berhasil meraihnya. Dengan berteguh hati kamu akan mengupayakan apapun untuk dapat mengantarmu meraih cita-cita tadi, kamu akan bekerja keras, berdoa, dan pastinya berusaha sebisa mungkin tidak terbawa arus yang bisa saja menyeretmu jauh dari impianmu tadi.
Kamu adalah seseorang yang sedang mendayung dengan perahu kecilmu di sungai yang berair cukup deras dan berbatu yang adalah alasanmu untuk move on. Dayung dan perahumu inilah keteguhan hatimu, modalmu. Kamu tidak sendirian, ada pendayung lain di sekelilingmu. Mereka inilah yang kamu sebut teman, sahabat. Tujuan akhirmu dan yang lainnya adalah hilir sungai yang tenang, cita-citamu.
Kadang arus yang lewat terlalu deras untuk kita sehingga perahu yang kita tumpangi terbalik dan kita pun jatuh. Beruntunglah kamu punya pendayung lain, sahabat yang akan membantumu kembali ke perahumu saat kamu terjatuh sehingga mampu berjuang lagi untuk move on.
Sayangnya ada suatu ketika dimana tenaga teman-temanmu tidak cukup kuat untuk membantumu bertahan. Saat itulah kamu membutuhkan uluran tangan seseorang dari tepian untuk menarik perahumu keluar dari sungai.
Pada awalnya kamu berontak karena merasa tujuan akhirmu tidak akan tercapai jika kamu keluar dari sungai tadi, bahkan berniat untuk menyeburkan diri ke sungai dan kembali bertarung dengan derasnya jeram. Pada akhirnya seseorang tadi menjelaskan bahwa untuk mencapai hilir sungai kamu tidak perlu berjibaku dengan sungai, bebatuan, dan arusnya. Kamu hanya perlu mengikutinya dengan cara keluar dari sungai, berjalan lewat jalan setapak yang lebih nyaman, dan sampailah kamu di hilir sungai.
Cita-citamu tercapai lewat jalan yang lebih aman, mudah, dan menyenangkan karena bantuan seseorang tadi.
Menurut pengamatan (dan pengalaman) saya, yang paling penting saat kamu berikrar untuk move on adalah keteguhan hati. Anggaplah move on adalah cita-citamu, nah, keteguhan hatilah yang membawa kamu berhasil meraihnya. Dengan berteguh hati kamu akan mengupayakan apapun untuk dapat mengantarmu meraih cita-cita tadi, kamu akan bekerja keras, berdoa, dan pastinya berusaha sebisa mungkin tidak terbawa arus yang bisa saja menyeretmu jauh dari impianmu tadi.
Kamu adalah seseorang yang sedang mendayung dengan perahu kecilmu di sungai yang berair cukup deras dan berbatu yang adalah alasanmu untuk move on. Dayung dan perahumu inilah keteguhan hatimu, modalmu. Kamu tidak sendirian, ada pendayung lain di sekelilingmu. Mereka inilah yang kamu sebut teman, sahabat. Tujuan akhirmu dan yang lainnya adalah hilir sungai yang tenang, cita-citamu.
Kadang arus yang lewat terlalu deras untuk kita sehingga perahu yang kita tumpangi terbalik dan kita pun jatuh. Beruntunglah kamu punya pendayung lain, sahabat yang akan membantumu kembali ke perahumu saat kamu terjatuh sehingga mampu berjuang lagi untuk move on.
Sayangnya ada suatu ketika dimana tenaga teman-temanmu tidak cukup kuat untuk membantumu bertahan. Saat itulah kamu membutuhkan uluran tangan seseorang dari tepian untuk menarik perahumu keluar dari sungai.
Pada awalnya kamu berontak karena merasa tujuan akhirmu tidak akan tercapai jika kamu keluar dari sungai tadi, bahkan berniat untuk menyeburkan diri ke sungai dan kembali bertarung dengan derasnya jeram. Pada akhirnya seseorang tadi menjelaskan bahwa untuk mencapai hilir sungai kamu tidak perlu berjibaku dengan sungai, bebatuan, dan arusnya. Kamu hanya perlu mengikutinya dengan cara keluar dari sungai, berjalan lewat jalan setapak yang lebih nyaman, dan sampailah kamu di hilir sungai.
Cita-citamu tercapai lewat jalan yang lebih aman, mudah, dan menyenangkan karena bantuan seseorang tadi.
Semestinya
Tidak semua hal harus berjalan semestinya, seperti apa yang kita inginkan dan mungkin juga apa yang orang lain prediksikan. Bahkan ada kalanya kita justru (harus) bersyukur karena ada yang tidak bejalan semestinya.
Hari ini contohnya. Mestinya saya marah, kecewa, sakit hati, dan terlihat sangat manusiawi jika saya merasa DENDAM. Tapi nyatanya saya tidak merasa seperti itu.
Mungkin sebagian sahabat yang mengetahui kisah-dua-tahun saya akan heran dan berpikir, "bagaimana bisa kamu memaafkaannya?" Tapi jujur saja, saya juga tidak tahu mengapa saya dapat memaafkannya. Yang saya tahu adalah semua sudah berlalu. Saya punya kehidupan sendiri sekarang, dan saya rasa dia juga sudah sibuk dengan "mainan" barunya. Lagipula kisah-dua-tahun saya sudah cukup lama berlalu. Buat apa saya menyimpan luka? Luka seharusnya diobati, bukan disimpan, dibiarkan saja untuk jadi kenang-kenangan. Menurut saya.
Saat kamu sudah berhasil memaafkan seseorang, siapapun dan seberapa besarpun makna orang tersebut untuk kamu (di masa lampau), yang tersisa hanyalah rasa kasihan dan simpati atas segala tindakannya yang bersinggungan denganmu, bukan lagi rasa marah, kecewa, dendam, bahkan tersakiti.
Dan saat itulah tanda bahwa kamu sudah berdamai dengan dirimu sendiri, dengan masa lalummu :)
Jadi dalam hal ini, berbahagialah saya karena perasaan saya tidak berjalan semestinya.
Minggu, 29 Mei 2011
Lirik Lagu Gombal
Why do stars fall off from the sky
Everytime you walk by?
Just like me, they long to be,
Close to you
-Close To You-
You said ‘hello’
And I turned to go
But something in your eyes
Left my heart beating so
I just knew that I’d love again
After a long long while
I’d love again
-Beautiful Girl-
And if we had babies they would look like you
It’d be so beautiful if that came true
You don’t even know how very special you are
-Breathless-
You're a falling star
You're the get away car
You're the line in the sand when I go too far
You're the swimming pool on an August day
And you're the perfect thing to say
-Everything-
Since I found you my life begin so new
Now who needs a dream when there is you
For all of my dreams came true
-Since I Found You-
Sabtu, 28 Mei 2011
Arga dan Koran Bekas
Selama ini keluargaku terbiasa mengumpulkan koran dari langganan kami tiap hari. Koran-koran tadi biasanya akan diambil oleh salah satu aktivis Gejera untukdijual dan hasilnya akan disalurkan untuk sebuah panti asuhan di Surabaya. Sebelum diambil, koran tadi ditumpuk di gudang lantai dua hingga bergunung-gunung banyaknya.
Tadi sore, disaat orang rumah sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, datanglah seorang tukang rombeng ke rumah dan menanyakan apa ada koran bekas yang mau dirombeng apa tidak.
Mbak Lia, kakak sepupu, lagi sibuk nyapu di depan rumah melihat Arga bolak-balik keluar masuk rumah sambil membawa tumpukan koran bekas. Koran-koran tadi diberikan kepada Pak Rombeng lalu Arga diberi uang Rp 7000,00 dan Pak Rombeng tadi pergi (sambil membawa koran-koran tadi tentunya).
Arga segera masuk ke rumah dan menaruh uang Rp 7000,00 tadi di dompet belanja dan dengan bangganya bilang sama mama, "Ma, tadi korannya tak jual. Aku dapet uang Rp 7000,00 Tadi korannya 7 kg."
Mama keget dan heran karena Arga menjual koran bekas yang pada mulanya akan diambil untuk keperluan panti asuhan, dan dengan harga cuma Rp 1000,00 / kg pula (biasnya koran bekas dijual Rp 1500,00 / kg).
Saat makan malam, mama dan kakak menceritakan kejadian tadi dan sambil malu-malu Arga ikut tertawa saat kami menertawakannya.
Dasar Arga!
Tadi sore, disaat orang rumah sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, datanglah seorang tukang rombeng ke rumah dan menanyakan apa ada koran bekas yang mau dirombeng apa tidak.
Mbak Lia, kakak sepupu, lagi sibuk nyapu di depan rumah melihat Arga bolak-balik keluar masuk rumah sambil membawa tumpukan koran bekas. Koran-koran tadi diberikan kepada Pak Rombeng lalu Arga diberi uang Rp 7000,00 dan Pak Rombeng tadi pergi (sambil membawa koran-koran tadi tentunya).
Arga segera masuk ke rumah dan menaruh uang Rp 7000,00 tadi di dompet belanja dan dengan bangganya bilang sama mama, "Ma, tadi korannya tak jual. Aku dapet uang Rp 7000,00 Tadi korannya 7 kg."
Mama keget dan heran karena Arga menjual koran bekas yang pada mulanya akan diambil untuk keperluan panti asuhan, dan dengan harga cuma Rp 1000,00 / kg pula (biasnya koran bekas dijual Rp 1500,00 / kg).
Saat makan malam, mama dan kakak menceritakan kejadian tadi dan sambil malu-malu Arga ikut tertawa saat kami menertawakannya.
Dasar Arga!
Kilas Balik (I)
Tulisan ini saya buat sesampainya di rumah, beberapa hari setelah mengikuti rekonsiliasi di Kalasan bersama teman-teman kelas XII SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Rekonsiliasi inilah yang membangunkan, menyadarkan saya bahwa masa-masa SMA saya sudah hampir berakhir. Tiga tahun terasa begitu cepat dan tanpa sengaja sudah membentuk saya menjadi pribadi yang (semoga) lebih baik dari sebelumnya.
Tidak seperti teman-teman kebanyakan, saya menghabiskan masa SMA saya di perantauan, jauh dari orang tua (sedikit berlebihan sih), dimana lingkungan SMA saya adalah lingkungan yang homogen (sekolah cewek semua) dan saya hidup di asrama. Keadaan yang kompleks tadi awalnya sungguh merupakan mimpi buruk dan perjuangan yang amat sangat berat walaupun saya sendiri yang memilih untuk mencemplungkan diri di Jogja (tanpa paksaan orang tua atau siapapun lho). Mulai dari adaptasi seragam putih biru jadi seragam abu-abu, terpaksa berubah dari anak mami yang manja jadi anak yang harus mandiri biar bisa tetap hidup layak, menjaga manner saya yang dirasa sedikit lebih kasar dari orang jawa kebanyakan (saya besar di Sidoarjo, Jawa Timur) agar tidak bentrok dengan kakak kelas (dan kakak asrama), sabar menahan diri menghadapi suster-suster sarama yang baiiiik tapi kadang menyebalkan, tugas-tugas yang nggak tahu diri, blablablaaa. Tidak jarang saya menangis dan berpikir untuk menyerah karena terlalu capek dengan keadaan yang terlalu cepat berubah, tapi beruntunglah saya karena saya memiliki sahabat yang rasanya tidak pantas lagi disebut sahabat karena mereka semua adalah SAUDARA :)
Rina Karina Kurniawan

Saat pertama kali sampai Jogja dan asrama Rinalah orang yang pertama kali saya lihat. Saya sedang sibuk menurunkan barang dari mobil dan pada saat bersamaan Rina juga baru saja tiba dengan taxinya. Kami berjalan beriringan masuk asrama. Sambil berjalan Rina mengajak saya berkenalan, lalu kamipun berkenalan seadanya. Kenapa seadanya? Karena saya sedang bad mood dan mungkin Rina menyadari wajah saya yang angker dan (sedang) tidak bersahabat. Untung saja kesan pertama yang buruk tidak terus berlanjut karena ternyata kami mendapat unit yang bersebelahan.
Pada mulanya banyak yang susah membedakan kami, bahkan Sr. Yosefa, suster asrama sering salah memanggil nama kami. Ya, saat itu kami cukup mirip dalam beberapa hal, seperti rambut, postur tubuh, hingga wajah. Tapi itu duluuuuu dekali, awal kelas X! Sekarang? Voilaaa, yang satu tumbuh ke atas dan ke samping (walau dominan melebar :p) sedangkan yang lainnya makin melebar tanppa pernah bertambah tinggi (tragis!)
Bernadetta Diajeng Ayu Hardanti

Inilah teman saya di unit 16 saat kelas sepuluh J Bisa dibilang Ajeng termasuk salah seorang yang mengalami krisis identitas. Tidak seperti saya, Rina, atau lainnya yang dengan mantap menjawab “Sidoarjo, Makassar, blablabla” saat ditanya mengenai asal daerah, Ajeng selalu menjawab “Asal SMP dari Tulungagung, tapi sekarang sudah pindah ke Solo”. Belum lagi kebanyakan orang akan kembali bertanya “Tulungagung itu di mana ya?” lalu dengan narsisnya Ajeng mempromosikan Tulungagung sebagai daerah penghasil marmer nan kaya di Jawa Timur sana.
Dibalik tampangnya yang tanpa ekspresi ternyata dia kecil-kecil cabe rawit! Siapa sangka badan dan muka imut gini doyan sama drum serta game online penghabis uang, dan nggak takut berantem, dikejar-kejar sampai Jogja sama PREMAN TULUNGAGUNG! Beruntunglah sejak di Jogja Ajeng tobat mainan game online karena paksaan dari kita.
Fransisca Steffi Heindradi
Kesan pertama kenal cicik ini jutek dan aneh! Inget banget lirikan di balik kaca mata ala cat woman pas di meja makan aula waktu kenalan pertama kali. Astaga seremnyaaaa! Belum lagi kebiasaan anehnya bawa sapu tangan handuk kecil kemana-mana padahal kayaknya juga nggak ada guna, nggak tau dipakai buat apa. Hahaha! Awal kelas X Tepi hobi banget bergaya emo (padahal aslinya manjaaaaaa banget! Hha!), tapi sekarang jadi lebih feminine dan bahkan nggak jarang naluri ciciknya muncul (Ampun, Tep!) Satu lagi, ternyata Tepi gudang novel! Waaaaaah, klop deh kita. Mulai dari Sita Karina, Agnes Jessica, dll semua diembat. Jadilah kita sering barter novel :D
Langganan:
Postingan (Atom)