Senin, 11 Juli 2011

Semestinya

Tidak semua hal harus berjalan semestinya, seperti apa yang kita inginkan dan mungkin juga apa yang orang lain prediksikan. Bahkan ada kalanya kita justru (harus) bersyukur karena ada yang tidak bejalan semestinya.
Hari ini contohnya. Mestinya saya marah, kecewa, sakit hati, dan terlihat sangat manusiawi jika saya merasa DENDAM. Tapi nyatanya saya tidak merasa seperti itu.
Mungkin sebagian sahabat yang mengetahui kisah-dua-tahun saya akan heran dan berpikir, "bagaimana bisa kamu memaafkaannya?" Tapi jujur saja, saya juga tidak tahu mengapa saya dapat memaafkannya. Yang saya tahu adalah semua sudah berlalu. Saya punya kehidupan sendiri sekarang, dan saya rasa dia juga sudah sibuk dengan "mainan" barunya. Lagipula kisah-dua-tahun saya sudah cukup lama berlalu. Buat apa saya menyimpan luka? Luka seharusnya diobati, bukan disimpan, dibiarkan saja untuk jadi kenang-kenangan. Menurut saya.

Saat kamu sudah berhasil memaafkan seseorang, siapapun dan seberapa besarpun makna orang tersebut untuk kamu (di masa lampau), yang tersisa hanyalah rasa kasihan dan simpati atas segala tindakannya yang bersinggungan denganmu, bukan lagi rasa marah, kecewa, dendam, bahkan tersakiti.
Dan saat itulah tanda bahwa kamu sudah berdamai dengan dirimu sendiri, dengan masa lalummu :)

Jadi dalam hal ini, berbahagialah saya karena perasaan saya tidak berjalan semestinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar