Minggu, 29 Mei 2011

Lirik Lagu Gombal

Why do stars fall off from the sky
Everytime you walk by?
Just like me, they long to be,
Close to you
-Close To You-



You said ‘hello’
And I turned to go
But something in your eyes
Left my heart beating so
I just knew that I’d love again
After a long long while
I’d love again
-Beautiful Girl-



And if we had babies they would look like you
It’d be so beautiful if that came true
You don’t even know how very special you are
-Breathless-



You're a falling star
You're the get away car
You're the line in the sand when I go too far
You're the swimming pool on an August day
And you're the perfect thing to say
-Everything-



Since I found you my life begin so new
Now who needs a dream when there is you
For all of my dreams came true
-Since I Found You-




Sabtu, 28 Mei 2011

Arga dan Koran Bekas

Selama ini keluargaku terbiasa mengumpulkan koran dari langganan kami tiap hari. Koran-koran tadi biasanya akan diambil oleh salah satu aktivis Gejera untukdijual dan hasilnya akan disalurkan untuk sebuah panti asuhan di Surabaya. Sebelum diambil, koran tadi ditumpuk di gudang lantai dua hingga bergunung-gunung banyaknya.

Tadi sore, disaat orang rumah sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, datanglah seorang tukang rombeng ke rumah dan menanyakan apa ada koran bekas yang mau dirombeng apa tidak.

Mbak Lia, kakak sepupu, lagi sibuk nyapu di depan rumah melihat Arga bolak-balik keluar masuk rumah sambil membawa tumpukan koran bekas. Koran-koran tadi diberikan kepada Pak Rombeng lalu Arga diberi uang Rp 7000,00 dan Pak Rombeng tadi pergi (sambil membawa koran-koran tadi tentunya).

Arga segera masuk ke rumah dan menaruh uang Rp 7000,00 tadi di dompet belanja dan dengan bangganya bilang sama mama, "Ma, tadi korannya tak jual. Aku dapet uang Rp 7000,00 Tadi korannya 7 kg."

Mama keget dan heran karena Arga menjual koran bekas yang pada mulanya akan diambil untuk keperluan panti asuhan, dan dengan harga cuma Rp 1000,00 / kg pula (biasnya koran bekas dijual Rp 1500,00 / kg).

Saat makan malam, mama dan kakak menceritakan kejadian tadi dan sambil malu-malu Arga ikut tertawa saat kami menertawakannya.

Dasar Arga!

Ini dia Arga, adik saya yang baru berumur 6 tahun :p
*foto ini diambil saat Arga berumur 5 tahun


Kilas Balik (I)


     Tulisan ini saya buat sesampainya di rumah, beberapa hari setelah mengikuti rekonsiliasi di Kalasan bersama teman-teman kelas XII SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Rekonsiliasi inilah yang membangunkan, menyadarkan saya bahwa masa-masa SMA saya sudah hampir berakhir. Tiga tahun terasa begitu cepat dan tanpa sengaja sudah membentuk saya menjadi pribadi yang (semoga) lebih baik dari sebelumnya.
            Tidak seperti teman-teman kebanyakan, saya menghabiskan masa SMA saya di perantauan, jauh dari orang tua (sedikit berlebihan sih), dimana lingkungan SMA saya adalah lingkungan yang homogen (sekolah cewek semua) dan saya hidup di asrama. Keadaan yang kompleks tadi awalnya sungguh merupakan mimpi buruk dan perjuangan yang amat sangat berat walaupun saya sendiri yang memilih untuk mencemplungkan diri di Jogja (tanpa paksaan orang tua atau siapapun lho). Mulai dari adaptasi seragam putih biru jadi seragam abu-abu, terpaksa berubah dari anak mami yang manja jadi anak yang harus mandiri biar bisa tetap hidup layak, menjaga manner saya yang dirasa sedikit lebih kasar dari orang jawa kebanyakan (saya besar di Sidoarjo, Jawa Timur) agar tidak bentrok dengan kakak kelas (dan kakak asrama), sabar menahan diri menghadapi suster-suster sarama yang baiiiik tapi kadang menyebalkan, tugas-tugas yang nggak tahu diri, blablablaaa. Tidak jarang saya menangis dan berpikir untuk menyerah karena terlalu capek dengan keadaan yang terlalu cepat berubah, tapi beruntunglah saya karena saya memiliki sahabat yang rasanya tidak pantas lagi disebut sahabat karena mereka semua adalah SAUDARA :)


Rina Karina Kurniawan


   Saat pertama kali sampai Jogja dan asrama Rinalah orang yang pertama kali saya lihat. Saya sedang sibuk menurunkan barang dari mobil dan pada saat bersamaan Rina juga baru saja tiba dengan taxinya. Kami berjalan beriringan masuk asrama. Sambil berjalan Rina mengajak saya berkenalan, lalu kamipun berkenalan seadanya. Kenapa seadanya? Karena saya sedang bad mood dan mungkin Rina menyadari wajah saya yang angker dan (sedang) tidak bersahabat. Untung saja kesan pertama yang buruk tidak terus berlanjut karena ternyata kami mendapat unit yang bersebelahan.
            Pada mulanya banyak yang susah membedakan kami, bahkan Sr. Yosefa, suster asrama sering salah memanggil nama kami. Ya, saat itu kami cukup mirip dalam beberapa hal, seperti rambut, postur tubuh, hingga wajah. Tapi itu duluuuuu dekali, awal kelas X! Sekarang? Voilaaa, yang satu tumbuh ke atas dan ke samping (walau dominan melebar :p) sedangkan yang lainnya makin melebar tanppa pernah bertambah tinggi (tragis!)


Bernadetta Diajeng Ayu Hardanti



Inilah teman saya di unit 16 saat kelas sepuluh J Bisa dibilang Ajeng termasuk salah seorang yang mengalami krisis identitas. Tidak seperti saya, Rina, atau lainnya yang dengan mantap menjawab “Sidoarjo, Makassar, blablabla” saat ditanya mengenai asal daerah, Ajeng selalu menjawab “Asal SMP dari Tulungagung, tapi sekarang sudah pindah ke Solo”. Belum lagi kebanyakan orang akan kembali bertanya “Tulungagung itu di mana ya?” lalu dengan narsisnya Ajeng mempromosikan Tulungagung sebagai daerah penghasil marmer nan kaya di Jawa Timur sana.
Dibalik tampangnya yang tanpa ekspresi ternyata dia kecil-kecil cabe rawit! Siapa sangka badan dan muka imut gini doyan sama drum serta game online penghabis uang, dan nggak takut berantem, dikejar-kejar sampai Jogja sama PREMAN TULUNGAGUNG! Beruntunglah sejak di Jogja Ajeng tobat mainan game online karena paksaan dari kita.


Fransisca Steffi Heindradi

Kesan pertama kenal cicik ini jutek dan aneh! Inget banget lirikan di balik kaca mata ala cat woman pas di meja makan aula waktu kenalan pertama kali. Astaga seremnyaaaa! Belum lagi kebiasaan anehnya bawa sapu tangan handuk kecil kemana-mana padahal kayaknya juga nggak ada guna, nggak tau dipakai buat apa. Hahaha! Awal kelas X Tepi hobi banget bergaya emo (padahal aslinya manjaaaaaa banget! Hha!), tapi sekarang jadi lebih feminine dan bahkan nggak jarang naluri ciciknya muncul (Ampun, Tep!) Satu lagi, ternyata Tepi gudang novel! Waaaaaah, klop deh kita. Mulai dari Sita Karina, Agnes Jessica, dll semua diembat. Jadilah kita sering barter novel :D