Sahabat itu apa sih?
Apa yang harus dilakukan dua orang atau lebih biar pantas
disebut bersahabat?
Bisa jadi dua pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang
paling sulit jawabannya. Yak, dengan gampang kita melabelkan sahabat pada
beberapa orang di sekitar kita, tapi saat disodori dua pertanyaan tadi bisa
jawab nggak?
Hmmm bukan mau ngasih definisi apa itu sahabat, dan
bagaimana sepantasnya persahabatan itu, tapi mengingat umur yang sudah bukan
lagi anak-anak dan sudah hampir kepala dua yang artinya memasuki masa dewasa
awal dengan kehidupan yang lebih kompleks lagi rasanya nggak tepat kalau title
sahabat ditujukan buat orang-orang yang dekat dengan diri kita, dalam arti
intensitas bertemunya besar. Saat intensitas itu berkurang secara otomatis
title sabahat juga hilang. Ayolah, sudah bukan anak SD yang menganggap siapa
saja orang yang duduk sebangku adalah
sahabat tapi mendadak bukan sahabat lagi kalau sudah nggak duduk sebangku lagi
bahkan beda kelas, kan?
Ditengah-tengah aspek hidup yang makin kompleks, tuntutan
dan tanggung jawab yang berlipat, serta peer group yang meluas rasanya nggak
tepat lagi kuantitas tatap muka jadi parameter persahabatan, tapi kualitas.
Bukan berarti menyepelekan kontak, tapi
asalkan ada komunikasi yang berkualitas diantara kontak yang minimal
tentu saja chemistry persahabatan juga tidak akan luntur kan.
Satu lagi, pergaulan manusia tidak hanya sebatas lingkungan
keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Makin bertambah umur makin banyak lingkungan
yang akan dan harus diselami. Lingkungan keluarga dan peer yang mayoritas adalah teman sekolah saat SMA
berkembang jadi lingkungan keluarga dan
peer yang bisa jadi terdiri dari teman
sekolah, teman kuliah, rekan-rekan organisasi, perkumpulan hobi, dll. Jadi
bukan berarti diabaikan karena intensitas tidak sesering dahulu, tapi butuh
penyesuaian kembali bagaimana waktu yang tetap dan Cuma 24 jam dibagi untuk
beberapa aspek kehidupan manusia tadi. Jangan melulu menuntut sahabat selalu
ada dan jangan protes kalau sahabat datang disaat merasa kepayahan dan butuh
pegangan karena kasarnya sahabat itu tempat sampah. Sorry.
Ada seseorang pernah nulis, “maaf ya aku jarang ikut
ngumpul-ngumpul. Bukan berarti kangen atau lupa temen lama, tapi aku memang
lagi bener-bener nggak bisa. Tapi sampai sekarangpun nama kalian tetap ada di
doaku tiap malam sebelum tidur kok.”
So sweet nggak? Nah, itu baru persahabatan dan kedewasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar